Pada hakikatnya, ada perbedaan yang sangat mendasar antara Syiah dan Rafidhah. Namun, hanya sedikit orang yang mengetahuinya, sehingga mereka gampang terpedaya oleh tipu daya kaum Rafidhah. Yang lebih gawat lagi, banyak penganut Rafidhah yang mengaku sebagai Syiah karena ketidak tahuan mereka akan hakikat Syiah dan Rafidhah...
Para ulama Ahlu Sunnah Wal-jama'ah (selanjutnya disebut sunni), sedari awal telah membedakan dengan jelas definisi Syiah dan Rafidhah.
Secara etimologis (bahasa), Syiah berarti sikap menganut tau mendukung. Jika disebut Syiah al-rijal berarti penganut atau pendukung seseorang. Sedangkan Rafidhah, berarti sempalan atau salah satu golongan dari Syiah. Secara Istilah dan syariat, Syiah berarti sikap mencintai Ali bin Abi Thalib dan memandangnya lebih utama dari sahabat lain, kecuali Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab, termasuk dalam golongan ini adalah para sahabat yang mendukung Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang Shiffin. Sedangkan Rafidhah berarti sikap mencintai Ali bin Abi Thalib, dan menganggapnya lebih utama dibanding Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab. Sikap paling ekstrim dari penganut Rafidhah adalah rasa benci kepada Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab, atau malah memaki dan melaknat mereka. Jadi jelas, ada perbedaan mendasar antara Syiah dan Rafidhah.
Dalam Minhaj al-Sunnah, juz 1 halaman 8, mengemukakan sejarah munculnya Rafidhah. Berawal dari tampilnya Zaid bin Ali bin Husain ke gelanggang politik pada tahun 122 Hijriah, di masa akhir kekhalifaan Hisyam bin Abdul Malik. Ketika itu, Zaid ditanya pendapatnya tentang Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab. Zaid menjawabnya dengan menyatakan simpatinya kepada kedua kahlifah pertama itu, dan Zaid mendo'akan keduanya. Namun, sekelompok pengikutnya tidak menyetujui ucapannya, dan memilih meninggalkan Zaid. Zaid kemudian berkata kepada mereka, "Apakah kalian menyempal dariku?" Sejak mereka menyempal dari Zaid itulah, mereka kemudian disebut sebagai Rafidhah. Adapun kaum Syiah yang tetap setia pada Zaid, kemudian disebut Zaidiyah (Yang mendukung Zaid).
Orang-orang Syiah yang hidup se-zaman dengan Ali bin Abi Thalib, tidak pernah berselisih tentang keutamaan Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab di atas Ali bin Abi Thalib, mereka hanya berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib lebih utama atas Utsman bin Affan dan sahabat lainnya.
Abul Qasim al-Balhi menceritakan, seseorang bertanya kepada Syarik bin Abdillah, "Siapa yang lebih utama antara Abu Bakar dan Ali?" Syarik bin Abdillah dengan tegas menjawab "Abu Bakar!" Ketika ditanya, mengapa ia berkata seperti itu, padahal ia memproklamirkan diri sebagai seorang Syiah, Syarik bin abdillah justru menegaskan bahwa yang tidak berkata demikian, bukanlah seorang Syiah! "Demi Allah, Ali bin Abi Thalib verkata di atas mimbar: Ingatlah, sesungguhnya ummat Islam yang terbaik setelah Rasulullah adalah Abu Bakar, kemudian Umar!" Lalu Syarik bin Abdillah bertanya balik, "Lalu kenapa anda menolak pernyataan Ali ini? Bagaimana bisa anda mendustakan Ali? Sungguh, Ali bukanlah seorang pendusta dan pembohong!"
Menurut al-Mas'udi dalam Muruj adz-Dzahab 3/220, Zaid bin Ali pernah pernah berkata kepada para pengikutnya yang menuntutnya untuk berlepas diri dari Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Khattab. Kata Zaid, "Abu Bakar dan Umar itu pemimpin kakekku, maka aku tidak bisa melupakan mereka." Mendengar itu, orang-orang itupun bubar dan mejadi Rafidhah.
Jadi, sangat jelas bahwa ada perbedaan mendasar antara Syiah dan Rafidhah.
Sebagian orang sangat kaget ketika mendengar bahwa Imam Bukhari mengambil beberapa hadits dari perawi Syiah, padahal itu adalah sesuatu yang lumrah, tapi Imam Bukhari tidak pernah mengambil hadits dari perawi Rafidhah! Perlu diketahui, kaum Syiah tidak memaksakan fahamnya kepada orang lain, dan tidak membenci orang yang berbeda pemahaman dengannya. Berbeda dengan kaum Rafidhah, yang selalu mempromosikan agamanya, dan membenci orang-orang yang berbeda pemahaman dengannya.
Namun, akhir-akhir ini, orang-orang yang muncul sebagai Syiah sebenarnya adalah Rafidhah. Biasanya mereka menyebut diri mereka dengan istilah Syiah Itsna Asyariyyah (Syiah 12 Imam).
Maka, dari sini setiap kita menyebut Syiah dalam tulisan-tulisan berukutnya (Insya Allah, setelah ini, akan banyak tulisan saya yang membahas tentang Rafidhah (Syiah Itsna Asyariyyah), maka yang dimaksud adalah Rafidhah atau Syiah Itsna Asyariyyah.
Rabu, 11 November 2009
Antara Syiah dan Rafidhah...
Diposting oleh
Anwar Abbas...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Jadi yang selama ini mengaku Syiah, bukan Syiah?
Posting Komentar