Sabtu, 16 Oktober 2010

Ahmadinejad, menghina sahabar Rasulullah. Syaikh Al-Azhar: Yang Menghina sahabat Nabi Kafir!

Hinaan Ahmadinejad
Di tengah eforia kemenangannya dalam pemilu Iran yang baru saja digelar, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah Muhammad saw.

Kecaman dan hinaan Ahmadinejad itu—lebih gila lagi—disampaikan dalam sebuah acara televisi secara langsung di Shabaka 3, saluran televisi Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan pemilu Iran.

Seperti yang diketahui, Iran yang berbasis Syiah ini—salah satu aliran Islam yang dianggap menyimpang—sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Rafidi Khomeini.

Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan lugas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kepergian Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”

Padahal dalam sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi rajanya.

Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran—berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad sudah sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Bahkan, pendahulu Ahmadinejad, Rafidi menghina dan menganggap remeh alias menyepelekan 90% Muslim seluruh dunia.

Namun demikian, masih banyak juga pihak atau pengagum Rafidi dan pengingkar sahabat Rasul lainnya seperti Ahmadinejad ini. Mereka adalah orang yang tidak menyadari gerakan Syiah atau mereka yang tak mau memahami rejim 12 Imam ini yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul. (Era Muslim)

Dr. Muhammad Sayid Tantawi: Penghina sahabat Nabi, diluar Islam!!!

Dr. Muhammad Sayid Tantawi, Syaikhul Azhar menyatakan bahwa dirinya meyakini bahwa menghina dan mencela salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW secara sengaja adalah diluar Islam.

Menurut surat kabar Mesir "Al-Yaumu Sabt" mengutip pernyataan pimpinan lembaga tertingi otoritas keagamaan Sunni tersebut menyatakan bahwa dirinya telah mengkonfirmasikan, dia akan meminta kepada para ulama-ulama Al-Azhar serta lembaga penelitian Islam Al-Azhar untuk mendukung rekomendasi tersebut.

Syaikh Tantawi berkata dalam pembukaan konferensi tahunan yang ke empat belas dari Majma Buhuts Al-Islami - lembaga riset Islam Al-Azhar: "Tidak bisa diterima ada orang yang menghina dan mencela salah satu sahabat Nabi. Dan konferensi ini diadakan untuk membahas kedudukan sahabat Nabi Radiallahu Ajmain dalam kaca mata Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah."

Tujuan dari konferensi yang bertajuk "Ashahabatur Rasul SAW" (Para Sahabat Nabi Muhammad SAW) untuk mengkaji kedudukan sahabat Nabi dalam Islam serta menolak kecaman serta serangan Syi'ah terhadap para sahabat, yang dipaparkan oleh berbagai ulama dari dalam Mesir sendiri maupun dari luar negeri. (Voice of Al-Islam)

Selengkapnya...

Minggu, 03 Oktober 2010

Yasir Habib Sang Penista Sahabat Nabi dan Ummul Mukminin Aisyah

Dalam beberapa waktu terakhir ini, umat Islam harus mengalami berbagai tragedi dan goncangan hebat akibat serangkaian aksi berupa sikap atau pernyataan yang melecehkan Islam dan umat Islam. Setidaknya dalam bulan September lalu, goncangan itu datang dari dua orang yaitu pastor Terry Jones yang menyerukan hari pembakaran Al-Quran pada peringatan kesembilan peristiwa 9/11 dan dari Yasir Habib seorang da'i dan ulama Syi'ah kondang yang sekarang bermukim di London.

Kita tidak akan mencoba membongkar siapa itu Terry Jones, karena sosoknya telah terkenal di mana-mana setelah aksi dan ide gilanya yang menyerang Islam secara terang-terangan.

Mengenal sosok Yasir Habib

Pria kelahiran Kuwait tahun 1979 ini, menjadi semakin terkenal setelah ceramah-ceramahnya di London secara terang-terangan menghina Ummul mukminin Aisyah. Sosok Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah, RA ia tuduh dengan tuduhan yang "tidak-tidak". Dalam tuduhannya itu, Habib bahkan telah melanggar batas-batas etika.

Yasir Habib adalah seorang da'i dan ulama muda Syi'ah yang berasal dari Kuwait. Pada bulan Desember tahun 2004, dirinya bermigrasi ke London Inggris. Sebelumnya pada bulan November tahun 2003, ia pernah ditangkap dan dipenjara selama satu tahun oleh pemerintah Kuwait atas tuduhan 'mengutuk' sahabat terkemuka dan istri Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Aisyah Radiallahuanhum, sehubungan dengan rekaman ceramah tertutup pribadinya.

Pada bulan Februari 2004 dia dibebaskan di bawah pengampunan tahunan yang diumumkan oleh Amir Kuwait pada kesempatan Hari Nasional negara, tetapi kemudian ditangkap kembali beberapa hari kemudian. Yasir al-Habib kemudian 'melarikan diri' dari Kuwait sebelum ia dijatuhi hukuman in absentia untuk hukuman 25 tahun penjara.

Menjelang akhir September, pemerintah Kuwait mencabut hak kewarganegaraan Yasir Habib selain alasan penghinaan terhadap para sahabat dan istri Rasulullah, ia juga memiliki kewarganegaraan ganda Kuwait-Inggris yang menurut aturan pemerintah Kuwait hal tersebut terlarang.

Masih menjelang akhir September, pemerintah Kuwait telah meminta pihak interpol untuk menangkap Yasir Habib dan menyerahkannya ke Kuwait untuk diadili. "Kami terpaksa meminta interpol bertindak berdasarkan permintaan dari jaksa penuntut umum Kuwait untuk membawa Habib ke pengadilan di Kuwait," kata menteri dalam negeri Kuwait Syaikh Jabir Al-Khalid pada waktu itu.

Namun ada yang menarik dari kasus Yasir Habib ini, para ibu di Maroko banyak memberikan nama anak perempuan mereka yang baru lahir dan akan lahir dengan nama Aisyah, merujuk kepada nama istri Rasulullah yang telah dinistakan oleh Yasir Habib. Para ibu tersebut menyatakan bahwa tindakan mereka ini sebagai jawaban sederhana atas penghinaan Habib terhadap ummul mukminin Aisyah, Ra.

Bahkan situs Mafkarah Islam, memuat sebuah tulisan yang berjudul Yasir Habib: Salman Rushdi Baru. Penulis artikel tersebut terang-terangan menyamakan Yasir Habib dengan Salman Rushdi sang penghina Islam tersebut. Menurut penulis, tujuan utama dari penyerangan Habib terhadap citra dan sosok Sayyidah Aisyah, Ra itu sendiri salah satunya adalah untuk menjungkirkan kredibilitas Alqur'an yang diimani umat Muslim sebagai kitab suci dan petunjuk mereka. Tentu saja, perlakuan semacam ini hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengimani dengan apa yang telah Allah turunkan dalam kitab suci tersebut, juga oleh orang-orang non-Muslim.

Namun ada fenomena yang menarik dari tragedi penghinaan Yasir Habib terhadap ummul mukminin Aisyah, Ra. Jika pada kasus pastor Terry Jones yang berencana hendak membakar kitab suci umat Islam Al-Quran mendapat banyak kecaman dari seluruh kalangan umat di dunia bahkan dari Vatikan dan dewan gereja Amerika, namun kasus penyerangan terhadap sosok Sayyidah Aisyah yang dilakukan oleh Habib justru tidak mendapat reaksi apa-apa dari para petinggi Syi'ah.

Hal tersebut menunjukkan jika para petinggi Syiah sebenarnya merasa rido dan setuju atas apa yang dikatakan oleh Habib. Jika tidak, maka dengan apa lantas kita bisa menafsirkan sikap diam mereka? Dan dengan demikian pula, lalu apa bedanya antara Yasir Habib dengan Salman Rushdi? Mereka berdua sama-sama telah melecehkan Islam.

Banyak fakta yang menyebutkan bahwa kalangan Syi'ah sangat membenci sahabat-sahabat utama Rasulullah seperti Abu Bakar, Umar dan yang lainnya berikut penghinaan mereka terhadap ummul mukminin Aisyah, Ra. Namun herannya masih banyak orang di kalangan umat ini yang masih 'berbaik sangka' dengan Syi'ah setelah apa yang telah mereka lakukan terhadap tokoh-tokoh yang terhormat di mata umat Islam ini.

Bahkan mereka bisa sangat tersinggung dan murka bila 'tokoh-tokoh' Syi'ah dilecehkan namun di sisi lain mereka tenang-tenang saja mendengar dan membaca serta mengetahui jika kalangan Syi'ah dengan tanpa perasaan menyebut ummul mukminin Aisyah sebagai pelacur, atau menyebut Abu Bakar dan Umar sebagai penjahat dan sebagainya.

Untuk hal ini ada beberapa kemungkinan yang bisa kita simpulkan, kemungkinan pertama karena jahil (bodoh) tentang ajaran agama Islam, kemungkinan kedua mereka bukan Islam dan kemungkinan terakhir adalah mereka adalah pengikut Syi'ah itu sendiri! Wallahu a'lam. (Era Muslim)

Selengkapnya...

Al-Azhar Tolak Serial TV tentang Nabi Yusuf Buatan Iran

Al-Azhar Mesir menyerukan pelarangan serial televisi Iran yang mengangkat cerita tentang Nabi Yusuf dengan alasan bahwa hal itu melanggar larangan untuk meniru nabi dalam Islam.
Pusat Riset Islam (CIR), yang berafiliasi dengan al-Azhar, institusi terkemuka di dunia Islam Sunni, menyuarakan keberatan mereka terhadap serial televisi Iran Yusuf al-Siddiq (Yusuf, yang Jujur) yang ditayangkan di Melody Drama pada saluran tv satelit Mesir Nile Sat .
CIR menyatakan keberatannya tersebut dalam pertemuan bulanan Kamis lalu dengan menyatakan keprihatinan mereka tentang adanya visualisasi peniruan para nabi dan menyatakan keberatan mereka pada serial tv baru Iran tersebut kata Sekretaris Jenderal CIR Syaikh Ali Abdul Baqi.
"Kami menolak penayangan serial tv ini pada setiap saluran TV Mesir sesuai dengan keputusan sebelumnya yang diambil oleh CIR yang melarang peniruan atau visualisasi nabi dalam drama TV," katanya kepada Al Arabiya.
Meskipun adanya seruan untuk melarang acara itu, Abdul Baqi menjelaskan bahwa keputusan yang dibuat oleh anggota CIR tidak wajib.
"Peran CIR adalah untuk mengeluarkan rekomendasi dan memberikan penjelasan, namun kita tidak bisa memaksakan pelarangan serial tersebut."
Peniruan berupa visualisasi dari semua nabi adalah dilarang dalam Islam, kata anggota CIR Dr Muhammad Rafaat Utsman.
"CIR telah membuat pernyataan ini 30 tahun yang lalu ketika sutradara Mustafa al-Akkad mengajukan naskah film al-Risalah (The Message) yang beberapa adegan ingin menampilkan sahabat utama nabi," katanya kepada Al Arabiya.
"Sejak itu, sikap kami tidak berubah."
Utsman menunjukkan bahwa serial tv Iran tersebut melanggar aturan ini dengan memvisualisasikan nabi Yusuf dan Yakub ayahnya serta malaikat Jibril.
"Faktanya bahwa serial Iran ini tidak membuat tindakan apapun yang dilarang negara. Tugas kita adalah melobi untuk menerapkan aturan ini terlepas dari negara. "
Utsman menjelaskan bahwa melarang peniruan terhadap nabi adalah fatwa yang tetap sejak aktor yang memainkan peran mereka (para nabi) tidak akan pernah bisa menggambarkan karakter sebenarnya.
CIR telah tegas menolak setiap peniruan terhadap Nabi Muhammad, keluarganya, atau sahabatnya. Misalnya, CIR telah menolak permintaan perusahaan Amerika untuk membuat film dokumenter tentang informasi genetik nabi dan menolak untuk menyetujui sebuah serial TV Mesir tentang al-Hassan dan al-Hussein, cucu nabi yang merupakan anak Ali bin Abi Thalib.(Era Muslim)

Selengkapnya...