Jumat, 04 Maret 2011

Akhirnya, Iran Bersekutu Dengan Amerika Soal Afghanistan

Akhirnya, Iran dengan terang-terangan bersekutu juga dengan AS, NATO, Uni Eropa dan PBB untuk membicarakan Afghanistan.

Negeri yang dipimpin oleh Mahmoud Ahmadinejad—dikenal sangat vokal dalam menyumpahi Amerika—itu bergabung dalam pertemuan tingkat tinggi di Roma, Italia pada Senin (18/10).

Tanggapan Amerika? Sama sekali tidak masalah.

"Kami ditanya apakah kami punya masalah dengan keterlibatan Iran, dan kami katakan 'Tidak,'" kata Holbrooke, wakil khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan.

"Kami menyadari bahwa Iran memiliki peran dalam penyelesaian situasi damai di Afghanistan. Jadi Amerika Serikat tidak ada masalah dengan keterlibatan mereka. "

Iran juga mengirim utusan khusus untuk Afghanistan dan Pakistan, Mohammed Ali Ghanazadeh. Selain dari Iran, 10 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) juga diundang.


NASIB PENGUNGSI AFGHAN DI IRAN!!!

Kasihan benar nasib para pengungsi Afghanistan. Di negeri sendirinya mereka didholimi penguasa lokal dan asing, eh ketika melakukan "hijrah" ke sesama negara Arab alias Iran, mereka pun diperlakukan dengan sangat kejam.

Menurut jurubicara kementerian luar negeri Afghanistan, Faqiri Zaher, saat ini diperkirakan ada 4000 atau 5000 orang Afghanistan yang berada di penjara-penjara Iran.

Perlakuan Iran terhadap pengungsi Afghanistan memang telah menimbulkan keprihatinan banyak orang di negara asal mereka. Saat ini diperkiraan ada 1000 orang pengungsi berasal dari Afghanistan di Iran.

Beberapa ribu orang telah ditangkap oleh otoritas Iran dan ratusan lainnya bahkan dilaporkan dihukum mati.

Iran memang telah kedatangan jutaan pengungsi selama pendudukan Uni Soviet di Afganistan, dan kemudian perang sipil. Dalam beberapa tahun terakhir, negara itu malah mendeportasi sebagian warga Afghanistan kembali ke negaranya padahal Iran tahu dengan jelas bahwa Afghanistan sekarang tengah bergolak panas. .

Bukan rahasia lagi jika Teheran memang telah menentang rezim Taliban yang menguasai Afghanistan. (sa/bbc)

0 komentar: