Sabtu, 13 November 2010

Narapidana Wanita di Iran Diperkosa Dahulu Sebelum di Eksekusi

Para anggota milisi Basij Iran yang ditakuti, melakukan perkosaan terhadap para tahanan wanita yang masih perawan sebelum para tahanan wanita itu dihukum mati. Mereka yang diperkosa adalah para tahanan wanita yang divonis hukuman mati dan masih perawan. Perkosaan ini adalah "ritual" wajib , kata salah satu anggota milisi Basij tersebut.

salah seorang anggota milisi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa ini adalah bagian perintah dari pemimpin tinggi Iran Ali Khameini. Kepada The Jerusalem Post anggota milisi ini mengatakan bahwa pada saat berumur 18 tahun ia pernah diberi "kehormatan" oleh Khameini untuk sementara waktu "menikahi" tahanan wanita muda sebelum mereka dieksekusi.

Di Republik Syiah Iran, adalah ilegal mengeksekusi mati wanita jika ia masih perawan, kata salah satu mantan anggota milisi.

Jadi, pemerintah mengatur pesta "pernikahan" semalam sebelum si tahanan wanita dieksekusi, dan si wanita dipaksa untuk melayani nafsu seksual si laki-laki , lapor situs Fox News.

Setelah digauli suami "barunya", maka si tahanan wanita sudah "halal" untuk dieksekusi.

"Aku sangat menyesal, walaupun pernikahan itu sah dan legal disini", kata mantan milisi tersebut kepada Jerusalem Post.

Beberapa tahanan wanita diberi obat tidur untuk membuat mereka tidak sadar, karena biasanya mereka melawan saat akan diperkosa, mereka lebih takut pada malam pertama mereka daripada saat menghadapi hari eksekusi mereka.

"Aku dengar mereka manangis keras dan berteriak-teriak setelah proses perkosaan itu selesai", kata mantan milisi tersebut. "Aku tidak akan bisa lupa bagaimana salah satu gadis tersebut mencakari wajah dan lehernya sendiri dengan kuku-kukunya setelah ia digauli. Ia mengalami luka parah akibat cakaran kukunya sendiri", tutup mantan militi tersebut.(voa-islam)

Selengkapnya...

Biadab!! Pemerintah Syiah Iran Larang Umat Islam Shalat Idul Fitri

TEHERAN (voa-islam.com): Pihak berwenang Iran telah melarang kaum Sunni di Teheran untuk mengadakan sholat Idul Fitri di rumah-rumah mereka.

Sheikh Abdul Hamid Imam dan khatib Jumat kaum Sunni mencatat bahwa melarang kaum Sunni di Teheran untuk melaksanakan sholat di rumah-rumah merupakan pelanggaran hak-hak hidup mereka yang paling dasar dan tidak pernah terjadi di dunia, beliau bertanya-tanya: Apakah anda pernah melihat satu tempatpun di dunia yang melarang orang sholat di rumah?

Beliau menegaskan tidak akan tinggal diam melihat penghapusan hak-hak agama dan pelanggaran garis merah yaitu mencampuri urusan mazhab ahli sunah, beliau menambahkan: Kami tidak akan tinggal diam melihat pelanggaran urusan-urusan mazhab dan agama kami.

Beliau menambahkan: "Kami merasa sangat kecewa bahwa keinginan dan harapan kami dari revolusi tidak terwujud, seiring dengan berlalunya lebih dari tiga puluh tahun dari revolusi namun diskriminasi sektarian masih ada, dan para pejabat tidak dapat mewujudkan persatuan hakiki dan persaudaraan nasional, dan keseimbangan yang relatif dalam pemberian hak, dan masih ada lagi masalah.

Beliau mengisyaratkan adanya peningkatan tekanan dalam urusan mazhab dalam beberapa tahun terakhir, beliau mengatakan: kami telah bersabar dalam menghadapi semua masalah ini, tapi kami tidak pernah berharap ditimpakan kepada kami tekanan sektarian sampai batas ini yaitu campur tangan sistem dalam masalah agama dan mazhab.

Beliau melanjutkan: "Sebelumnya kami berharap pihak berwenang akan mengizinkan kaum Sunni di Teheran untuk membangun sebuah masjid, mengingat bahwa di semua ibu kota di dunia terdapat satu masjid atau masjid-masjid untuk Syiah dan Sunni, dan kami sangat kecewa bahwa Teheran adalah satu-satunya ibu kota yang tidak ada satupun masjid untuk kaum Sunni, para pejabat tidak ada alasan untuk tidak mengizinkan kaum Sunni membangun masjid atau untuk melarang mereka melaksanakan sholat di rumah mereka atau tempat yang mereka sewa untuk itu.

Selengkapnya...

Enam Saluran Televisi Keagamaan Iran Berasal dari Dalam Israel!

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh situs Sat Age - yang mengkhususkan diri dalam pemantauan terhadap pergerakan satelit di seluruh dunia dan saluran televisi - menyatakan bahwa kehadiran enam saluran televisi keagamaan Iran yang disiarkan ke negara-negara Arab berasal dari Israel dan menambahkan bahwa enam saluran televisi satelit tersebut berada di belakang salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar Yahudi.

Surat kabar Al Ahram Mesir menyebut ke enam saluran itu, yaitu: Alul-Bayt, Al-Anwar, Fadak, Hussain, Al-Alamiyah, Al-Ghadie, berada di bawah program AMOS Israel, melalui perusahaan RR Sat Israel, dan memakai kedok bukan saluran keagamaan Syi'ah serta berpura-pura bukan untuk mempropagandakan visi Iran agar bisa meyakinkan publik Arab dan diterima dikalangan masyarakat Sunni Arab.

RR Sat adalah sebuah perusahaan telekomunikasi khusus Israel yang dimiliki oleh pengusaha Yahudi David Rive, dan didirikan pada tahun 1981 di bawah lisensi dari kementerian komunikasi Israel dan sejak Januari 2002 telah memberikan layanan perdagangan melalui satelit untuk radio dan televisi serta serat optik dan internet.

Dan yang mengepalai manajemen perusahaan sejak April 2001 adalah Ramot Gilead, salah seorang petinggi militer di Pasukan Pertahanan Udara pendudukan Israel.

Menurut surat kabar Al-Ahram, saluran keagamaan Syi'ah ini berusaha memberikan 'penyadaran' bahwa keberadaan Al-Quran yang asli dan benar ada di Persia sedangkan Al-Quran yang beredar saat ini diseluruh dunia yang telah berusia 1400 tahun dan yang ada di tangan kaum muslimin Sunni adalah Al-Quran yang salah.

Saluran ini juga bekerja untuk menciptakan pikiran agar masyarakat Arab menerima doktrin Syiah dalam rangka seperti apa yang Khomeini serukan pada awal revolusi Iran sekitar tiga puluh tahun lalu sebelum akhirnya revolusi Syi'ah itu dieskpor Khomeini ke seluruh bagian dunia.

Al-Ahram juga menunjukkan bahwa apa yang terjadi ini dapat menghubungkan adanya kaitan antara Iran dan Israel dalam ruang media.(Era Muslim)

Selengkapnya...